http://www.misuh.co.cc

KATEGORI

ESAI (3) PUISI (2) TOKOH NASIONAL (5)

TENTANG KATA JANCOK

Asal Mula dan Arti kata "Jancok"
Bagi kalian yang orang jawa timur, pasti sudah tak asing lagi dengan kata jancok, kata ini sangat terkenal di jawa timur, Bahkan orang-orang di jawa tengah dan jawa barat pun sering mengucapkan kata ini. Lantas apa sebenarnya arti kata Jancok dan bagaimana asal mulanya bisa terbentuk kata ini.

Jancok atau dancok adalah sebuah kata khas Jawa Timur yang telah banyak tersebar hingga meluas ke seantero Indonesia bahkan sudah mendunia. Warga Jawa Timur seperti Surabaya, Malang dll turut andil dalam penyebaran kata ini.

Jancok berasal dari kata 'encuk' yang memiliki padanan kata bersetubuh atau fuck dalam bahasa Inggris. Berasal dari frase 'di-encuk' menjadi 'diancok' lalu 'dancok' hingga akhirnya menjadi kata 'jancok'.

Ada banyak varian kata jancok, semisal jancuk, dancuk, dancok, damput, dampot, diancuk, diamput, diampot, diancok, mbokne ancuk (=motherfucker), jangkrik, jambu, jancik, hancurit, hancik, hancuk, hancok, dll. Kata jangkrik, jambu adalah beberapa contoh bentuk kata jancok yang diplesetkan agar terasa lebih halus dari kata jancok.

Makna kata Jancok sendiri memiliki banyak versi. Sedangkan menurut versi penulis, Makna asli kata tersebut sesuai dengan asal katanya yakni 'encuk' lebih mengarah ke kata kotor bila kita melihatnya secara umum. Normalnya, kata tersebut dipakai untuk menjadi kata umpatan pada saat emosi meledak, marah atau untuk membenci dan mengumpat seseorang. Namun, sejalan dengan perkembangan pemakaian kata tersebut, makna kata jancok dan kawan-kawannya meluas hingga menjadi kata simbol keakraban dan persahabatan khas (sebagian) anak muda Jawa Timur-an.

Kata-kata ini bila digunakan dalam situasi penuh keakraban, akan menjadi pengganti kata panggil atau kata ganti orang. Misalnya, "Yoopo kabarmu, cuk", "Jancok sik urip ae koen, cuk?". Serta orang yang diajak bicara tersebut seharusnya tidak marah, karena percakapan tersebut diselingi dengan canda tawa penuh keakraban dan berjabat tangan dong... Hehehehe....

Kata jancok juga bisa menjadi kata penegasan, keheranan, luapan ekspresi atau komentar terhadap satu hal. Misalnya "Jancok! Ayune arek wedok iku, cuk!", "Jancuk ayune, rek!", "Jancuk eleke, rek", “Jancok uapik cok pemandangane”, dll. Kalimat tersebut cocok dipakai bila melihat sesosok wanita cantik yang tiba-tiba melintas dihadapan. Hehe...

Akhiran 'cok' atau 'cuk' bisa menjadi kata seru/ penekanan dan kata sambung bila penuturnya kerap menggunakan kata jancok dalam kehidupan sehari-hari. "Wis mangan tah cuk. Iyo cuk, aku ket wingi lak durung mangan yo cuk. Luwe cuk.". Atau "Jancuk, sepedahku gak enak blas cuk. Pemaine kartu merah siji cuk”. Dan memang, kata ini sangat enak diucapkan, sampai-sampai saya ketagihan mengucapkan kata ini, walaupun arti yang saya tekankan bukanlah arti kotor, tapi hanya sekedar kata penegasan atau luapan ekspresi saja.

Yang jelas kata “Jancok” adalah warisan budaya kata-kata asli Indonesia yang patut kita lindungi dari kejahatan hak intelektual bangsa asing. Selain itu, umpatan-umpatan asli Indonesia khususnya “Jancok” diharapkan mampu menandingi tren-tren budaya asing yang mulai menyebar di Indonesia, seperti kata “Fuck”, “Damn”, “Shit”, “Motherfucker”, dll. Pada intinya kata Jancok tidak selamanya menjadi hal yang buruk, semuanya tergantung pada pemaknaan kita terhadap kata tersebut. Jika memang kata “Jancok” masih dianggap sebagai kata-kata kotor oleh orang-orang yang kolot, setidaknya lebih baik kita menggunakan kata-kata asli buatan Bangsa kita Indonesia tercinta.

Jika memang pemuda Indonesia berseru “BERANI menjadi INDONESIA”, kenapa dalam mengumpat saja tidak mau menggunakan umpatan-umpatan asli Indonesia? Dan jika “Jancok” dianggap sebagai kata-kata yang tabu untuk diucapkan, kenapa kata “Fuck” lebih dianggap wajar adanya? Pada Akhirnya, marilah kita sebagai Pemuda Indonesia berjuang untuk lebih BERANI menjadi INDONESIA.